Sabtu, 11 Juli 2009

Pesta Rakyat 2009

Pemilu. Bisa dibilang hari rakyat yang hanya bisa dinikmati lima tahun sekali. Tempat menyalurkan inspirasi dan pilihan rakyat untuk pemimpin Indonesia ke depan. Untuk memilih seorang pemimpin bangsa, rakyat tidak boleh main-main dengan hak suaranya. Kalau dipikir-pikir masih terlalu banyak rakyat yang belum tahu sosok seorang pemimpin Indonesia yang bakal mereka pilih. Kebanyakan hanya mempunyai pilihan setelah diberi "iming-iming" oleh saudara atau tetangga terdekat mereka yang mungkin menjadi tim sukses para calon pemimpin. Sungguh rakyat sekarang mulai acuh dengan keadaan bangsanya. sebagai warga yang kritis, kita harus mengetahui program-program apa saja yang ditawarkan untuk Indonesia kita ke depannya. Jangan hanya melihat siapa yang paling kaya atau siapa yang banyak mengeluarkan dana pada saat kampanye adalah yang layak menjadi pemimpin Indonesia. Setelah mengetahui dan mempelajari seluk beluk kemampuan dan rencana kerjanya, kita baru bisa melihat dan menentukan yang mana pemimpin yang pantas menjadi seorang presiden.
Tak hanya itu, seorang pemilih harus bersikap sportif terhadap hasil yang nanti akan diperoleh. Tim sukses sudah seharusnya menunjukkan sikap baik dan sportif pertama kali pada saat penghitungan dan pengumuman hasil suara. Namun faktanya, para calon pemimpin bangsa malah yang pertama kali menunjukkan sikap yang egois dan membenarkan semua pendapatnya untuk mempertahankan kedudukannya. Sungguh sangat disayangkan. Calon pemimpin yang menganjurkan warga negaranya untuk sportif malah saling mengklaim pendapat-pendapat. Hal ini terjadi di setiap pemilihan, entah itu Pemilihan Kepala Dusun, yang paling rendah, hingga ke Pemilihan Presiden. Adu argumen selalu menghiasi dunia politik di saat rakyat haus akan pemimpin yang jujur dan adil. jika jeda waktu antara pemilihan dengan pengumuman hasil adalah satu bulan, maka satu bulan itu digunakan untuk mengklaim satu sama lain antar calon presiden. Jika sudah tiba waktu pengumuman hasil suara, pihak yang merasa kalah justru tidak menunjukkan sikap ramah yang "katanya" adalah ciri khas orang Indonesia. Bukankah calon pemimpin kita adalah orang Indonesia? Selalu ini yang terjadi setiap lim tahun sekali.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa rakyat Indonesia saat ini merupakan kumpulan orang yang putus asa terhadap pemimpin. Harapan demi harapan yang diberikan dan dipercayakan kepada pemimpin Indonesia nantinya masih belum terlihat jalan terangnya. Namun rakyat hanya bisa mengharap. Berharap suatu saat nanti akan ada pemimpin sebenarnya yang akan bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dan pasti akan kembali menjadi Macan Asia. Semuanya kembali kepada masyarakat itu sendiri. Satu pesan untuk Presiden Indonesia, tunjukkan pada rakyat bahwa anda memang mampu dan pantas menjadi seorang presiden, jangan mempermainkan rakyat jika tidak ingin dipermainkan rakyat, hargai pendapat, dan junjung tinggi sportivitas. Hidup INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar