Kamis, 03 September 2009

Indonesia butuh restorasi

Seperti apa yang terjadi di Jepang pada masa lalu, setelah terpuruk dengan hancurnya kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang mampu me-restorasi dirinya yang sekarang terkenal dengan sebutan Restorasi Meiji. Saya pikir, Indonesia saat ini juga sangat butuh restorasi. Indonesia seharusnya berani melakukan langkah-langkah tegas demi kemajuan. Hukum-hukum yang dulu hanya berlaku ketika ada petugas, harus bisa ditanamkan dalam diri masing-masing. Jika tahun 1998 ada reformasi yang salah kaprah, kini saatnya merestorasi semua yang ada di Indonesia. Mulai dari warga, pendidikan, kemauan, dan yang penting adalah sikap atau tindakan. Indonesia harus berani untuk mengurangi impor bahan-bahan yang sudah ada di Indonesia sendiri, misalnya beras. Bukankah kita negara agraris? Dengan mulai mencintai produk-produk kita, bukan tidak mungkin kalau Indonesia akan bangkit dalam lima tahun ke depan. Disamping berani mengurangi impor, diharapkan juga berani mengembangkan semua potensi di dalam negeri. Saya ambil contoh coklat. Indonesia mempunyai potensi perkebunan coklat yang cukup baik. Namun itu pun tak ada yang mau mengelolanya dengan alasan tak ada modal yang cukup untuk itu. Betapa kecilnya alasan itu untuk hasil yang sudah bisa kita tebak. Semua pasti berawal dari nol, tidak ada usaha yang langsung menjadi besar, tidak ada domba yang bisa langsung diambil bulunya. Semua pasti membutuhkan proses. Sekarang yang menentukan semua itu adalah bagaimana sikap dan tindakan kita untuk memanfaatkan semua sumber daya dengan minimal dan mendapatkan hasil yang maksimal. Semua tergantung pada kemauan dan kesadaran kita sebagai warga.

Apa saja yang harus direstorasi di Indonesia? Jawabnya adalah banyak. Yang pertama adalah hukum dan peraturan. Dengan peraturan, hidup menjadi disiplin. Namun tahukah anda bagaimana peraturan di Indonesia? Masyarakat menganggap bahwa peraturan dibuat untuk dilanggar, bukan untuk ditaati. Dengan peraturan yang dibuat kita dipaksa untuk mengikutinya, dan itu adalah awal yang baik untuk membentuk karakter manusia. Dari situlah muncul karakter disiplin dan kesadaran yang tinggi di masyarakat. Setelah tertanam di dalam jiwa masyarakat, secara tidak langsung tanpa peraturan pun tidak akan menjadi masalah karena sudah tercipta kesadaran yang cukup tinggi. Dengan merestorasi peraturan dan hukum, otomatis akan merestorasi kepribadian masyarakat.
Selanjutnya adalah menggali potensi sumber daya dalam negeri tanpa harus merusaknya. Saya awali dengan keadaan Sumber Daya Hutan. Banyaknya illegal loging di Indonesia memperlihatkan betapa rapuhnya mental manusia Indonesia. Memang benar, hutan menjanjikan keuntungan financial yang cukup besar bagi negara dan masyarakat. Namun juga bisa menjanjikan kehancuran dan bencana jika tidak ada gerakan tanam setelah tebang. Contoh lain adalah perkebunan coklat yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dan masih banyak lagi sumber daya Indonesia yang belum dimanfaatkan.

Mengapa masyarakat Indonesia seperti itu? Dengan kesadaran yang hanya mengerti uang dan jalan pintas lah yang membuat mereka seperti itu. Kemauan dan etos kerja yang sangat lemah selalu ditunjukkan ketika ada aksi mogok kerja. Saya akan me-review bagaimana keadaan masyarakat pada saat penjajahan. Pada zaman penjajahan Belanda, masyarakat yang bekerja sebagai buruh atau pegawai pabrik di bawah Belanda sebenarnya sudah memiliki bekal kemampuan yang cukup tinggi. Mereka sangan rajin dan patuh kepada majikan atau atasan. Karena jika tidak patuh, pasti akan mendapat siksa dari Belanda. Setelah merdeka, ternyata bukan hanya bangsa ini yang merdeka, namun semua sikap disiplin mereka juga merdeka. Para pegawai yang biasanya bekerja dengan penuh semangat dan disiplin tinggi merasa bebas dan semena-mena dengan tugasnya. Itu karena sudah tidak ada lagi yang menekan mereka dengan peraturan-peraturan Belanda. Begitulah gambaran masyarakat kita saat itu. Setelah Indonesia merdeka seutuhnya, sikap di atas sudah tidak lagi tersisa dalam benak kita.

Apakah seharusnya Indonesia kembali dijajah? Kita semua pasti menjawab tidak mau. Namun faktanya kita sudah terjajah saat ini. Dimana para asing mengeksplorasi sumber daya alam yang kita miliki secara besar-besaran. Itu semua karena kita hanya melihat uangnya saja tanpa berpikir bagaimana keadaan daerah itu setelah di eksplorasi. Setelah perjanjian ditanda tangani, tidak ada yang bisa kita lakukan selama kontrak masih berjalan.

Apakah anda sekalian tidak merasa miris melihat negara kita seperti ini? Jika jawaban anda semua adalah iya, maka mulai sekarang belajarlah untuk merubah semua sikap-sikap egois anda yang bisa membuat negara kita semakin mundur. Perubahan besar dimulai dari sebuah perubahan kecil, dan perubahan Indonesia dimulai dari perubahan masyarakat di dalamnya.